Mahasiswa UNNES Gelar Sosialisasi Pengelolaan Limbah Wisata di I'AMpelgading HOMELAND - DESA KENTENG-BANDUNGAN
Desa Kenteng, Kabupaten Semarang - Untuk mendukung pengelolaan wisata berkelanjutan, tim mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah di kawasan wisata I'AMpelgading Homeland, Desa Kenteng, pada Rabu (16/07/2025).
Program ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dalam skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) 2025 yang didanai oleh DP2M Kemdiktisaintek.
Pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran serta keterampilan masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah secara ramah lingkungan khususnya di lingkungan destinasi wisata seperti I'AMpelgading HOMELAND.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES GIAT 12 Tahun 2025. Sosialisasi ini memiliki sasaran, yaitu anggota Pokdarwis sebagai mitra utama dalam pengelolaan kawasan wisata desa.
Menurut Reza Oktavia dan Rahmadhania Erlisa Dewi selaku penanggung jawab program kerja, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dengan baik dan kurang efektif dalam pengelolaan limbah sampah di kawasan homeland.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin membantu membangun sistem pengelolaan sampah sejak dini. Kalau sudah terbiasa maka akan menjadi budaya, dan kedepannya ketika Homeland semakin berkembang tentunya akan lebih mudah menata kawasan wisata yang bersih dan sehat," ujarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah tersebut, peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya memilah sampah organik dan anorganik, serta berbagai strategi pengelolaan limbah sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri.
Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos sederhana, sementara sampah anorganik dapat disalurkan ke bank sampah maupun dimanfaatkan kembali melalui kegiatan ecobrick. Dimana kegiatan ecobrick mengajarkan masyarakat bagaimana cara mengelola limbah plastik yang tidak memiliki nilai jual lagi menjadi barang yang lebih berguna dan bernilai.
Sebagai salah satu poin penting yang disampaikan adalah alasan mengapa pengelolaan sampah harus dimulai sejak awal pengembangan wisata. Beberapa alasannya antara lain agar pengelolaannya lebih terkendali saat kunjungan masih terbatas, membentuk budaya kerja bersih dan sadar lingkungan di kalangan pengelola wisata, serta membangun citra wisata yang ramah lingkungan di mata wisatawan.
Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Susmiyanto selaku ketua Pokdarwis bahwasannya pengelolaan sampah di kawasan Homeland terkadang masih dilakukan pembakaran sampah di kawasan homeland, hal ini yang juga menjadi salah satu alasan kami untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kawasan wisata ini.
Dengan hadirnya anggota Pokdarwis yang menyambut baik inisiatif mahasiswa dan berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari sinergi yang berkelanjutan antara masyarakat, mahasiswa, dan pihak desa dalam menjaga kebersihan serta kelestarian wisata Homeland.
Melalui program ini, mahasiswa UNNES berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan anggota Pokdarwis selaku pengelola Wisata I'AMpelgading HOMELAND dalam mengelola limbah sampah secara ramah lingkungan. Sehingga dapat mewujudkan kawasan pariwisata SAPTA PESONA seperti yang dijunjung oleh Kementerian Pariwisata.